Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Wednesday, May 25, 2011

Cintakan Syahid


Marilah cuba kita renungkan tentang detik-detik kehidupan pertama seorang syahid dan detik-detik terakhir kehidupan mujahid.
Itulah detik-detik yang cuba dihindari oleh ramai orang dan menjadikan para pahlawan dunia begitu cemas.


Itulah detik-detik di mana seseorang meninggalkan kehidupannya dan mimpi-mimpinya. Kehidupan itu tiba-tiba terputus dan ia pun berada di suatu dunia lain yang belum pernah disaksikannya dan belum pernah diketahuinya kecuali melalui berita sahaja.
Detik-detik tersebut adalah detik-detik pertama orang yang mati syahid. Itulah detik-detik permulaan dan di hadapan pintu Barzakh.
Permulaan ia meninggalkan dunia menuju akhirat. Akhir keberadaannya sebagai seorang muslim yang hidup menuju permulaan kehidupan ‘syahadah’ yang abadi di mana ia adalah detik-detik :
  1. Yang mengkagumkan dalam kamus seseorang.
  2. Yang tidak difahami oleh kebanyakan manusia.
  3. Yang tidak ingin digapai kecuali oleh orang-orang yang beriman.
  4. Yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Sesungguhnya ia adalah detik-detik kedatangan dan pemergian yang bersatu di mana akal seorang mukmin menghadapinya dengan bingung :
  1. Apakah perlu didoakan untuk mendapat keberkatan ATAU ditimbulkan suasana kesedihan.
  2. Apakah diberi ucapan selamat ATAU diungkapkan ucapan balasungkawa.
  3. Apakah perlu menangisinya ATAU pengharapan untuk berbahagia.
  4. Apakah perlu dititip dengan kesedihan ATAU pesona kebahagiaan dan pelukan.
Bagaimana keadaan detik-detik tersebut?
Tuhan Pemilik Kemuliaan tertawa kepadanya! Betapa mulia dan berwibawanya situasi dan keadaan itu.
Masih adakah yang lain setelah itu, wahai syahid?
Seorang yang jujur bercerita :
Kami diberitahu oleh seorang komandan jihad, “Kami bersama beberapa ikhwan berada di medan tempur.
Lalu, tiba-tiba seorang ikhwan berteriak kepada kami, “Syurga! Lihatlah, itu syurga!”
Ia menunjukkan tangannya ke depan dan tidak berselang lama peluru meluru dan mengenai kepalanya, lalu ia pun tersungkur gugur. Semoga Allah merahmatinya!”
“Sesungguhnya orang yang mati syahid itu memiliki beberapa tanda..(Di antaranya adalah) Ia melihat tempat tinggalnya di syurga..” (HR Tirmidzi)
Allah tersenyum kepadanya dan memperlihatkan syurga kepadanya! Alangkah besar kurnia itu!
Adakah harapan yang lebih besar dari itu wahai syahid?
Ramai pahlawan meninggalkan medan perang kerana menyangka peluru yang bersarang di badan itu mengakibatkan penderitaan.
Namun, orang mukmin terus maju kerana ia tahu keadaan yang sebenarnya.
“Tidaklah orang yang mati syahid itu merasakan kesakitan ketika terbunuh melainkan seperti salah seorang dari kamu merasakan cubitan.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’ie dengan sanad yang baik).
Allah tersenyum kepadanya dan menunjukkan tempatnya di syurga dan ia pun tidak mengeluh saat kematian! Betapa mulianya engkau di mata Allah.
Lalu, apa lagi setelah itu wahai syahid?
Orang mukmin itu takut berbuat dosa dan bertaubat sebelum mati.
Rasulullah saw bersabda :
“Dan orang mukmin yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa dan kesalahan, ia berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya hingga ketika ia berhadapan dengan musuh, maka ia bertempur hingga terbunuh. Itulah yang menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya. Sesungguhnya pedang adalah penghapus dosa.” (al-Musnad dan Shahih Ibni Hibban).
Apakah kita takut terhadap dosa kita?
“Sesungguhnya orang yang syahid itu memiliki keistimewaan di sisi Allah: dosanya diampuni sejak titisan darahnya yang pertama.” (HR Ahmad)
“Allah tertawa kepadanya, memperlihatkan tempatnya di syurga, ia pun tidak mengerang pada detik-detik kematian, dan dosa-dosanya dihapuskan, kecuali hutang.” (Shahih Muslim)
Betapa agungnya mati syahid di jalan Allah.
Apakah engkau puas, wahai syahid?
Manusia di dalam kubur menghadapi ujian, sementara teman kita (syahid) bergembira ria di dalamnya.
Imam Nasa’ie dan perawi lain menceritakan seseorang yang bertanya :
“Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin menghadapi ujian kecuali orang yang mati syahid?”
Nabi saw pun menjawab :
“Kilauan pedang di atas kepalanya itu sudah cukup menjadi fitnah (ujian) baginya.”
Allah tertawa kepadanya sambil memperlihatkan tempatnya di syurga sebelum merasakan kematian. Ia sedikitpun tidak merasakan sakitnya kematian. Dosa-dosanya dihapuskan sejak titisan darahnya yang pertama. Ia terdinding dari siksa kubur.
Semua ini berlaku dalam waktu yang singkat di mana semua orang takut menghadapinya.
Itulah detik-detik ujian di mana waktu yang amat singkat yang dilalui oleh orang mukmin yang teguh ketika ia melihat darahnya keluar lalu sekejap sahaja sesudahnya ia melihat hasil susah payahnya.
“Belum kering tanah dari darah para syuhada’, hingga kedua isterinya (bidadari) menjemputnya. Keduanya seperti burung yang mengepakkan sayapnya. Keduanya lalu mendarat ke tanah. Dan di tangan masing-masing bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Ahmad)
Tidakkah dua bidadari cukup bagimu wahai orang yang mati syahid?
Apakah engkau mengharapkan kemuliaan yang lebih besar?
Demi Allah, engkau mendapat apa yang kau inginkan.
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata :
“Ayahku dibawa kepada Rasulullah saw sedangkan tubuhnya sudah terpotong-potong. Lalu diletakkan di hadapan Rasulullah saw. Aku bermaksud membuka penutup wajahnya, lalu kaumku melarangku. Lalu terdengarlah suara wanita yang berteriak. Dia adalah puteri ‘Amr. Rasulullah saw pun bersabda: “Mengapa kamu menangis—atau: janganlah kamu menangis! Kerana para malaikat sentiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya!” (HR Bukhari)
Alangkah agungnya seorang yang syahid!
Di akhirat ia memperolehi kebesaran yang luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan warisan yang mulia.
  1. Manusia menangis, sedangkan orang yang syahid tertawa.
  2. Orang-orang lain ketakutan, sementara orang yang syahid di syurga hidup dengan penuh nikmat.
Dia hadir ke dunia sebagaimana manusia lainnya sedangkan keluarnya dari dunia ini membuatkan nafasnya kini terhenti.
Oh! Alangkah indahnya mati syahid.
Siapa yang meraihnya bererti ia meraih syurga dan siapa yang lari darinya maka pasti ia mengalami kekurangan dan kita berlindung kepada Allah dari kerugian.
  1. Semua manusia akan mati tetapi orang yang syahid tidak mati.
  2. Semua manusia menangis, tetapi orang yang syahid tersenyum.
Ia mendakap kematian dengan dada yang dipenuhi pancaran iman dan mengobarkan kerinduan akan pertemuan dengan bidadari-bidadari yang cantik umpama permata yaqut dan marjan.
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikanNya kepada mereka, dan mereka mendapat khabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Mereka bergirang hati dengan nikmat dan kurnia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (iaitu) orang-orang yang menyambut perintah Allah dan RasulNya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud).
Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (iaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS Ali Imran : 169-173)
Ya Allah, kurniakanlah shahadah kepada kami sebagaimana Engkau kurniakan kepada mereka-mereka yang tetap teguh berdiri di atas jalanMu yang lurus tanpa terdetik sedikitpun ketakutan kerana mereka benar-benar memahami bahwa mati syahid adalah bermulanya sebuah kehidupan yang indah di alam barzakh di samping mendapat rezeki yang melimpah ruah dariMu.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Laman-Laman