Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Friday, September 02, 2011

Mukmin yang benar

Orang mukmin yang benar yang sentiasa mendekatkan diri kepada Allah akan dikuatkan akal mereka dengan cahaya ilham. Para Nabi, wahyu dan ilham orang mukmin merupakan cahaya kurniaan Allah berperanan untuk memimpin manusia kepada kebaikan, mengeluarkan mereka dari kegelapan kesesatan kepada cahaya kebenaran/haq yang disifatkan oleh al-Quran cahaya atas cahaya. Namun begitu hati sebagai penentu mempunyai pilihan untuk melakukan sesuatu atau tidak. Pertimbangan yang benar atau salah akan menatijahkan suatu tindakan sama ada ia benar atau salah. Allah telah menyebut hal ini dalam ayat 146, surah al-a'raf yang berbunyi 

سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ ءَايَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ

Maksudnya: "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya."
Akibat dosa dan kelalaian, hati akan menjadi berkarat dan menjadi terhalang untuk melihat kebenaran sebenar. Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam al-wabil as-sayyib minal kalimi at-toyyib menyatakan:
"Barangsiapa yang kebanyakan masanya lalai dari Allah, maka karat akan tertempa pada hatinya dan karat tersebut menurut kadar kelalaiannya. Seandainya hatinya berkarat, gambaran maklumat tidak akan terakam padanya bertepatan dengan realitinya yang sebenar, maka ia akan melihat kebatilan sebagai benar dan sebaliknya kebenaran sebagai batil...Apabila hati terkarat, maka ia menjadi hitam lalu terhijab, lalu rosaklah tasawwur (perspektif) dan idraknya (pengetahuannya), lantas ia tidak menerima kebenaran dan tidak menolak kebatilan. Ini merupakan sebesar-besar hukuman bagi hati. Segalanya berpunca dari kelalaian dan mengikuti hawa nafsu, maka kedua2nya memadamkan cahaya hati dan membutakan penglihatannya. Firman Allah: 
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
 
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas." (al-Kahfi:28)

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Laman-Laman