Breaking

Post Top Ad

Wednesday, October 26, 2011

Babi dan Penyakit


Disusun: Ummu Hikmah(ZueriffaZue)

Babi termasuk binatang yang di haram kan, dan tidak boleh di makan oleh mereka yang beriman kepada Allah.
Secara alamiah babi termasuk binatang pemalas dan paling rakus.

Berbagai penelitian di bidang kedoktoran sejak zaman dahulu membuktikan betapa daging babi merupakan makanan berisiko tinggi untuk mendatangkan berbagai penyakit pada manusia.

Berikut ini adalah penyakit-penyakit babi yang menular pada manusia:

Penyakit Virus
1.
Penyakit ini di sebab kan oleh virus influenza tipe A. Schnurenberger dkk. (1973) membuktikan bahwa manusia tertular jenis influenza dari babi.
2.
Brown dkk. (1973) dan Graves (1973) membuktikan bahwa virus ini dapat menular kepada penjamah babi.
3.
Leon Rosen (1975) menjelaskan, tanda-tanda penyakit ini antara lain gangguan pada pencernaan dan pernapasan. Mc. Ferran (1970) membuktikan adanya virus ini pada babi yang dapat menular ke manusia

Penyakit Bakteri
1.
Blenden dari University of Missouri (1975) melaporkan, dari 731 yang meninggal karena Listeriosis, 73% menderita radang otak, 17% menderita keracunan darah, 5% keguguran dan 5% dengan gejala-gejala yang lain.
2.
Brucellosis suis yang menginfeksi babi merupakan sumber utama penyakit Brucellosis pada manusia. Steele (1968) memperlihatkan bahwa Brucellosis suis yang sangat ganas menyerang manusia adalah tipe 1, 3 dan 4.
3.
Menurut Van der Hoeden (1956), Leptospirosis canicola yang hidup dalam tubuh babi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang lebih serius disbanding Leptospirosis dari binatang-binatang lainnya. Stanley L. Diesch dan H.H. Ellinghausen menjelaskan gejala-gejala dari Leptospirosis antara lain demam, pembesaran hati dan penyakit kuning.
4.
Penyakit ini ditandai dengan tegang-tegang otot, kesulitan menelan, kondisi badan memburuk dan encephalitis. Bergeland (1975) membuktikan bahwa daging babi mengandung Clostridium tetani yang dapat menular pada manusia.
5.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Myanmar tahun 1911. Redfearn dan Palleroni (1975) menjelaskan, gejala-gejala yang nampak dari penyakit ini antara lain, pembesaran kelenjar seperti yang diderita para gelandangan dan morfinis.
6.
Kasus pertama penyakit ini pada manusia ditemukan oleh Brugbateli pada tahun 1913. Gejala-gejala penyakit ini antara lain, demam panas dan keracunan darah.
7.
Mair (1975) menjelaskan gejala-gejala dari penyakit ini antara lain, usus buntu akut, radang usus erytema dan keracunan darah.
8.
Bryner (1975) menyebutkan gejala-gejala penyakit ini antara lain, demam, menggigil, kondisi tubuh menurun, sakit kepala, tegang rahim dan mencret.
9.
Menurut Dean M. Fluharty (1975), Staphylococcosis merupakan penyakit yang sangat bervariasi, mulai dari keracunan makanan, penyakit infeksi yang mengeluarkan nanah atau sebagai carrier untuk orang lain.
10.
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Streptococcus. Menurut Fluharty (1975) gejala-gejala penyakit ini antara lain, keracunan darah, penyakit jengkering, rheumatic dan infeksi kulit.
11.
Babi yang menderita penyakit TBC dapat menularkan penyakit tersebut baik langsung kepada manusia. Hal ini dijelaskan oleh H.H. Kleeburg (1975).
12.
L.C. Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and DevelopmentCenter (1975), menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia. Penyakit ini antara lain menyerang kulit, pernapasan dan usus.

Penyakit Kulat
1.
Tanda-tanda penyakit ini sebagaimana dijelaskan oleh A.C. Pier (1975) antara lain, fibrosis dan granuloma pada bagian muka dan perut.
2.
John Smith (1975) menjelaskan tanda-tanda penyakit ini meliputi, lesu pada kulit, erythema dan rambut rontok. Hildick Smith, Balnk dan Sarkany (1964) membuktikan dua jenis kulat yang ditularkan ke manusia dari babi adalah Microsporum nanum dan Trichophyton mentagrophytes.
3.
Penyakit ini menurut Shelby (1975), terutama menyerang paru-paru. Gejala-gejala yang diderita antara lain, demam, menggigil, berpeluh di waktu malam, sakit dada dan batuk.

Penyakit Cacing
1.
Penyakit ini telah dikenal manusia sejak ribuan tahun sebelum penemuan cacing Trichinella spiralis oleh Owen (1835).

Tidak seorang pun kebal terhadap penyakit ini. Cacing ini akan tetap hidup dalam otot manusia puluhan tahun.

Zimmerman (1975) menjelaskan salah satu alasan diharamkannya babi dalam Alkiab:
“The biblical admonition against ingestion of pork by the Israelites has been attributed, at least in part, to the recognition that consumption of pork could result in acquisition of trichinosis and possibly other diseases”.
(Larangan dalam Alkitab bagi umat Israil untuk makan babi, setidaknya dilandaskan pada kenyataan bahwa makan babi dapat menyebabkan seseorang menderita trichinosis dan kemungkinan penyakit-penyakit lainnya [dari babi]).

Mereka yang tidak mengetahui hikmah dari larangan Allah ini, hanya berfikir yang babi diharamkan kerana dianggap binatang buas atau menjijikan.

Gejala-gejala penyakit ini antara lain: leucocytosis disertai eosinophilia, periorbital dan pembengkakan pada bagian muka, myalhia, demam, conjuctivitas dan photophobia.

Penyakit ini sukar sembuh, menyebabkan cacat dan kematian.

2.
Jenis cacing ini termasuk yang terbesar. Hidup dalam usus manusia dan makan dari makanan yang dimakan manusia, sehingga menyebabkan penderita kekurangan gizi. Akibatnya lebih mudah diserang berbagai penyakit lainnya. Cacing dalam jumlah besar di dalam usus dapat menyebabkan kematian.

Menurut B. Bisure (1975), anak-anak babi paling mudah terserang penyakit ini. Gejala-gejala yang nampak pada anak babi tersebut antara lain, pneumonia disertai batuk, disusul dengan kematian.

Penyakit ini dengan mudah menular ke manusia.

3.
Cacing ini pertama kali ditemukan dalam paru-paru otter Brazilia oleh Diesing (1850). Penyakit pada manusia pertama ditemukan oleh Ringer dan Mason di Taiwan pada tahun 1879.

Gejala-gejala penyakit ini antara lain, batuk kronis kadang-kadang disertai darah. Pada tahap berikutnya, menyerang otak dengan gejala-gejala epilepsy dan gangguan penglihatan.

S.J. Oh menemukan tidak kurang dari 5.000 kasus penyakit ini di deteksi di Koreasetiap tahun.

4.
Menurut Leukart (1856) penyakit cacing pita yang ditularkan oleh babi ini telah dikenal sejak zaman Aristoteles, walaupun pada saat itu belum dimengerti.

Cacing Taenia hidup di bawah kulit. Tahap yang berbahaya adalah setelah kurang lebih 10 tahun, cacing ini akan menyerang otak. Gejala-gejalanya antara lain, epilepsy, bersilar meningitis, obstructive hydrocephalus dan kerusakan jaringan syaraf.


Protozoa
Tripanosomiasis.


Paling tidak 12 penyakit parasit, enam penyakit bakteri dan tiga penyakit virus, disebabkan kerana mamakan daging babi. Disamping mengandung penyakit yang dapat ditularkan ke manusia, daging babi sendiri mengandungi kadar lemak yang lebih tinggi dibanding dengan sapi dan kambing. Ini menyebabkan mereka yang makan daging babi menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit jantung lainnya.

Sejak zaman sebelum Nabi Musa, manusia sudah makan daging. Namun pada saat itu masih terbatas pada binatang-binatang yang memamah biak dan tidak menjijikan, misalnya rusa, kambing dan sapi. Pada masa itu babi dan anjing tidak dimakan orang kerana dianggap menjijikan.

Perkembangan selanjutnya , orang yang tidak ingin bersusahpayah berburu, tinggal menangkap dan membunuh babi dan anjing, yang tidak sesusah memburu rusa untuk dimakan.

Lama-kelamaan orang mulai terbiasa memakan babi yang selanjutnya menjadi kegemaran. Melihat manusia mulai makan babi yang antara lain mendatangkan banyak penyakit ini, Allah mewahyukan kepada nabi Musa yang menyatakan babi haram dimakan dan disentuh dagingnya.

Pernyataan Allah tentang haramnya babi pada zaman Nabi Musa a.s. belum dapat diterangkan dengan ilmu kedoktoran seperti Bacteriology, Parasitology, dan Anatomy. Pada ketika itu, babi dinyatakan haram, sudah cukup bagi mereka yang beriman untuk tidak lagi makan babi.

Saat ini dengan kemajuan ilmu kedoktoran, salah satu hikmah Allah mengharamkan babi, yakni berbagai penyakit yang membahayakan kesihatan sudah terungkap setelah hampir dua ribu tahun.

Entah diperlukan beberapa abad lagi untuk mengungkapkan aspek-aspek lain dari hikmah Allah mengharamkan babi. Sesudah aspek fisiologis, siapa tahu aspek psikologis dari memakan babi akan menyusul, Wallahu A’lam.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Laman-Laman